JAKARTA - Investasi logam mulia selalu menjadi salah satu pilihan favorit bagi masyarakat yang ingin melindungi kekayaan dari inflasi dan fluktuasi ekonomi.
Selama bertahun-tahun, emas menjadi primadona utama karena stabilitas harganya yang terus meningkat. Namun, tren belakangan ini menunjukkan minat investor mulai bergeser ke perak.
Salah satu alasannya, harga perak relatif lebih terjangkau dibandingkan emas, sehingga lebih mudah diakses bagi investor pemula maupun mereka yang ingin mendiversifikasi portofolio.
Perbedaan Investasi Perak dan Emas
Menurut Robert Crayfourd, manajer portofolio dari Golden Prospect Precious Metals Investment Trust, secara historis, perak dan emas memiliki keterkaitan yang erat dalam penggunaannya.
“Secara historis, terdapat hubungan yang lebih erat antara perak dan emas dalam penggunaan akhirnya,” ujar Crayfourd.
“Namun saat ini, lebih dari 50 persen perak merupakan aset industri, dan itu terutama digunakan untuk barang elektronik kelas atas,” imbuhnya.
Artinya, harga perak tidak hanya ditentukan oleh permintaan investasi, tetapi juga oleh kebutuhan industri. Perak digunakan dalam sektor-sektor yang sedang berkembang pesat, seperti energi bersih, kecerdasan buatan (AI), dan pertahanan.
Permintaan industri yang meningkat ini berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan, yang dapat mendongkrak harga perak di masa mendatang.
Tren Permintaan Perak
Berdasarkan data The Silver Institute, antara tahun 2016 hingga 2024, permintaan perak tahunan meningkat dari 993,3 juta ons menjadi 1,16 miliar ons.
Sementara itu, pasokan menurun dari 1,06 miliar ons menjadi 1,02 miliar ons. Dengan kata lain, perak yang sebelumnya surplus kini mengalami defisit.
Industri yang berkembang pesat menjadi pendorong utama peningkatan permintaan. Total permintaan perak industri naik dari 491 juta ons pada 2015 menjadi rekor 680,5 juta ons pada 2024, dengan sektor elektronik terutama panel surya menjadi pendorong utama.
Hal ini menegaskan bahwa perak bukan sekadar logam mulia untuk investasi, tetapi juga komoditas strategis dengan permintaan nyata dari dunia industri.
Risiko dan Volatilitas Perak
Meski menawarkan potensi keuntungan, perak memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Volatilitas harga perak tinggi, sehingga pergerakan harganya bisa tajam dalam waktu singkat.
"Para spekulan berjangka dan opsi menyebutnya 'logam iblis', karena kecenderungannya untuk bergerak tiba-tiba dan tajam tepat saat mereka merasa sudah menguasainya," tutur Ash.
Karena itu, strategi alokasi investasi yang tepat sangat penting. CBS News menyarankan agar investor memiliki campuran logam mulia dalam portofolio, termasuk emas, perak, dan mungkin beberapa logam lain seperti paladium. Idealnya, logam mulia hanya menyumbang maksimal 10 persen dari total portofolio.
Keunggulan Perak Sebagai Investasi
Walaupun perak tidak selalu lebih unggul dibanding emas, ada beberapa alasan mengapa investor mungkin mempertimbangkannya:
1. Harga Terjangkau
Harga perak lebih rendah dibanding emas, sehingga lebih mudah dijangkau investor pemula. Dengan modal lebih kecil, investor tetap bisa masuk ke pasar logam mulia. Meskipun potensi keuntungan saat dijual mungkin tidak secepat emas, perak tetap menawarkan peluang apresiasi nilai dengan harga terjangkau.
2. Lindung Inflasi
Seperti emas, perak juga dapat menjadi aset lindung nilai terhadap inflasi. Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, memiliki perak dalam portofolio membantu melindungi nilai aset dan memperkuat strategi investasi dalam menghadapi siklus inflasi berikutnya.
3. Diversifikasi Portofolio
Portofolio yang terdiversifikasi lebih aman menghadapi ketidakpastian ekonomi. Perak memungkinkan investor menambah alternatif logam mulia dengan harga lebih rendah.
Bagi mereka yang sudah banyak berinvestasi di saham, obligasi, atau properti, menambahkan perak membantu memperkuat stabilitas portofolio.
Meskipun emas memiliki reputasi lebih kuat sebagai alat diversifikasi, perak menawarkan manfaat serupa dengan modal lebih ringan, sehingga cocok bagi investor yang ingin diversifikasi tanpa harus membeli emas dalam jumlah besar.
Perak bukanlah investasi yang secara mutlak lebih baik atau lebih buruk dibanding emas. Pilihan investasi bergantung pada tujuan, profil risiko, dan anggaran masing-masing investor.
Namun, dengan harga perak yang sedang naik, permintaan yang terus meningkat, kemampuan melindungi nilai terhadap inflasi, serta potensi diversifikasi portofolio yang sama seperti emas, perak layak dipertimbangkan.
Investor bijak akan menempatkan perak sebagai bagian dari strategi diversifikasi mereka, bukan sebagai pengganti emas sepenuhnya.
Perak menawarkan kombinasi peluang pertumbuhan nilai dan perlindungan portofolio yang seimbang, meski disertai risiko volatilitas lebih tinggi. Dengan pemahaman yang tepat, perak bisa menjadi pilihan menarik dalam portofolio logam mulia saat ini.