JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Tangerang memastikan proyek pembangunan Jalan Tol Serpong–Balaraja (Serbaraja) kembali berlanjut ke tahap berikutnya.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mempercepat konektivitas wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid menegaskan bahwa proyek tol strategis tersebut kini telah memasuki termin kedua. Ia menilai kelanjutan proyek ini penting untuk menghadirkan akses transportasi yang lebih efisien serta mengurai kemacetan di wilayah barat Jabodetabek.
“Tol Serbaraja kan masih jalan. Dan dilanjutkan. Ada termin kedua sekarang,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa proyek ini bukan sekadar dilanjutkan, tetapi juga didorong untuk dipercepat agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
Bupati Maesyal menyebut, percepatan menjadi langkah penting agar jalur tol ini bisa segera menjadi alternatif mobilitas warga Tangerang dan sekitarnya.
“Iya percepatan karena supaya ini bisa jadi akses alternatif juga bagi masyarakat. Doakan semoga ini segera berjalan,” tambahnya.
Capaian dan Tahapan Pembangunan Ruas Tol Serbaraja
Hingga saat ini, proyek Tol Serbaraja telah menyelesaikan dua seksi awal yang menjadi fondasi bagi tahap-tahap berikutnya. Seksi 1A, yakni ruas BSD–CBD sepanjang 5,15 kilometer, telah beroperasi penuh dan bertarif sejak tahun 2022.
Sementara itu, seksi 1B yang menghubungkan CBD BSD hingga Legok sepanjang 5,73 kilometer telah beroperasi secara fungsional sejak 30 September 2024.
Kedua seksi tersebut menjadi bukti nyata komitmen pembangunan tol ini yang akan menjadi penghubung penting antarwilayah industri dan permukiman di Tangerang Raya.
Namun, belum dijelaskan secara rinci oleh pemerintah daerah terkait ruas mana saja yang akan termasuk dalam termin kedua proyek ini.
Kendati demikian, pemerintah daerah memastikan bahwa seluruh perencanaan telah mengacu pada koordinasi bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pihak pengelola proyek, PT Trans Bumi Serbaraja, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan daerah untuk memastikan setiap tahapan berjalan sesuai rencana.
Dengan perencanaan matang, pembangunan dapat dilanjutkan tanpa menimbulkan gangguan terhadap fasilitas publik yang sudah ada.
Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Swasta dalam Penyusunan Trase
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Rizal Muhammad Fikri, menjelaskan bahwa pihaknya telah ikut terlibat dalam penentuan trase atau jalur tol yang akan dilalui. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi wilayah dan fasilitas publik.
“Kita terlibat sudah sampai tahap empat saat survei dengan pengelola jalan tol Serbaraja. Kapasitas kami hanya sebatas memberikan informasi dan masukan jalur yang akan dilalui tol Serbaraja,” ujar Rizal. Kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum.
Survei tahap empat ini meliputi wilayah dari Kecamatan Legok hingga Cisoka, yang menjadi area penting dalam pengembangan infrastruktur.
Tahap survei diperlukan untuk menentukan jalur terbaik agar pembangunan tidak menimbulkan gangguan pada fasilitas masyarakat.
Selain itu, pemerintah daerah juga berperan aktif dalam membantu proses sosialisasi kepada warga yang terdampak pembangunan. Langkah ini dilakukan agar proyek strategis nasional tersebut berjalan lancar tanpa menimbulkan kendala sosial.
Dukungan Pemerintah Pusat terhadap Keberlanjutan Proyek Tol
Pembangunan Tol Serbaraja tidak hanya menjadi perhatian pemerintah daerah, tetapi juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat. Proyek ini dinilai memiliki nilai strategis tinggi karena merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 3.
Tol Serbaraja dengan total panjang 40 kilometer dirancang untuk terhubung dengan JORR 1, JORR 2, dan Tol Serang–Panimbang (Serpan).
Konektivitas ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi distribusi logistik serta memperkuat akses menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memastikan bahwa proyek Tol Serpong–Balaraja tetap dilanjutkan meskipun sempat mengalami kendala. Menurutnya, proyek tersebut penting untuk menopang pembangunan infrastruktur nasional dan memperkuat daya saing ekonomi daerah.
“Kita tetap support swasta bahkan mancanegara untuk bisa tetap membangun infrastruktur kita di tengah keterbatasan fiskal. Kami dari Kementerian PU secara umum memang lebih mendorong agar semua infrastruktur yang kita kerjakan, apapun, jalan, semuanya dikerjakan swasta,” tegas Dody.
Dampak Positif Tol Serbaraja bagi Pemerataan Ekonomi dan Akses Wilayah
Keberlanjutan proyek Tol Serbaraja diyakini akan membawa dampak besar bagi masyarakat sekitar. Infrastruktur ini akan membuka peluang ekonomi baru di berbagai sektor, mulai dari industri, perdagangan, hingga pariwisata.
Dengan tersambungnya Tol Serbaraja hingga Serang–Panimbang, akses menuju kawasan wisata dan ekonomi di Banten akan semakin terbuka. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk mendorong pemerataan pembangunan dan memperkuat konektivitas antarwilayah.
Jika seluruh seksi selesai dibangun, tol sepanjang 40 kilometer ini akan memperlancar arus distribusi barang dan jasa dari Tangerang menuju Banten dan sekitarnya. Konektivitas ini juga akan mengurangi beban lalu lintas pada jalur arteri utama di wilayah Jabodetabek.
Sejak awal pembangunannya, tol ini dirancang untuk mendukung pertumbuhan kawasan industri dan perumahan yang berkembang pesat di wilayah barat Jakarta. Dengan demikian, keberadaannya akan mempercepat mobilitas tenaga kerja dan mendorong investasi baru di daerah penyangga ibu kota.
Tol Serbaraja juga diharapkan menjadi bagian penting dari ekosistem transportasi nasional yang saling terintegrasi. Melalui percepatan penyelesaian proyek ini, masyarakat akan segera merasakan manfaat nyata dari konektivitas yang lebih luas, efisien, dan berkelanjutan.