Kemendikdasmen Dorong TKA Petakan Bakat dan Potensi Siswa

Senin, 22 September 2025 | 09:06:19 WIB
Kemendikdasmen Dorong TKA Petakan Bakat dan Potensi Siswa

JAKARTA - Upaya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan nasional kini memasuki babak baru melalui penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai instrumen pemetaan bakat dan potensi masa depan peserta didik. 

TKA diharapkan menjadi tolok ukur penilaian yang objektif, menyeluruh, dan diakui secara nasional, sehingga dapat menggantikan peran ujian nasional yang sebelumnya menjadi standar utama capaian belajar. 

Langkah ini tidak hanya menilai kemampuan akademik, tetapi juga memetakan kekuatan serta minat siswa untuk mendukung arah pendidikan yang lebih tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Gogot Suharwoto, menegaskan pentingnya TKA ketika membuka sosialisasi program tersebut di SMA Muhammadiyah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di hadapan ratusan pelajar, ia menekankan bahwa tes ini memiliki fungsi strategis.

“Tes ini bukan sekadar ujian, tetapi sarana untuk mengukur kemampuan siswa secara objektif. Dengan TKA, kita bisa mengetahui sejauh mana keterampilan dan pemahaman siswa, sekaligus memetakan bakat serta potensi masa depan mereka,” ujar Gogot penuh keyakinan.

Menurut Gogot, penerapan TKA penting untuk menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu bersaing secara global. Standar pendidikan yang setara dengan negara lain menjadi kunci menghadapi tantangan masa depan. 

“Kita perlu ukuran yang setara dengan standar dunia. Apakah kemampuan matematika, biologi, atau kimia siswa Indonesia bisa bersaing dengan siswa dari negara lain? Untuk menjawabnya, kita butuh TKA,” katanya menambahkan.

Sejak dihapuskannya ujian nasional, standar penilaian pendidikan di Indonesia bervariasi antar sekolah dan daerah. Perbedaan metode evaluasi ini menimbulkan kesenjangan yang dapat memengaruhi kualitas lulusan.

Kehadiran TKA menjadi jawaban atas kebutuhan akan standar penilaian yang seragam, adil, dan dapat dijadikan acuan nasional. Dengan data yang dihasilkan TKA, pemerintah dapat menyusun kebijakan berbasis bukti dan merancang program peningkatan mutu pendidikan sesuai kondisi nyata di lapangan.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, para siswa tidak hanya menerima pemaparan materi, tetapi juga mengikuti simulasi langsung. Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikdasmen, Anang Ristanto, menjelaskan bahwa simulasi ini penting agar siswa lebih siap menghadapi tes sebenarnya.

“Dengan simulasi, siswa dapat lebih siap dan percaya diri saat menghadapi TKA. Kami mengajak seluruh pelajar kelas XII yang belum mendaftar agar segera melakukan pendaftaran melalui laman resmi Kemendikdasmen,” ujarnya memberi semangat.

Anang menegaskan, kesiapan siswa menghadapi TKA tidak hanya bergantung pada penguasaan materi, tetapi juga pada kepercayaan diri dan pengalaman berlatih.

Melalui simulasi, pelajar diharapkan dapat memahami pola soal, mengatur waktu, serta mengenali keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dengan demikian, hasil tes nantinya benar-benar mencerminkan potensi akademik sekaligus memberikan gambaran komprehensif tentang minat belajar siswa.

Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Riandy Prawita, yang turut hadir dalam acara tersebut, menilai TKA membawa banyak manfaat bagi pelajar. Hasil tes dapat digunakan sebagai data penting untuk berbagai kepentingan, termasuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

“Kami mengajak seluruh pelajar Indonesia untuk tidak ragu mengikuti TKA,” katanya menegaskan dukungan IPM terhadap kebijakan Kemendikdasmen.

Gogot kemudian menjelaskan bahwa TKA bukan sekadar angka hasil ujian, melainkan instrumen yang dirancang untuk mengungkap potensi terpendam setiap peserta didik. 

Tes ini akan menilai kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemahaman lintas mata pelajaran. “Kita ingin melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemahaman siswa dalam berbagai bidang. TKA memberi gambaran lebih luas daripada sekadar nilai mata pelajaran,” jelasnya.

Lebih jauh, Gogot menekankan bahwa TKA akan membantu sekolah dalam mengevaluasi proses belajar mengajar. Data yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 

Dengan pemetaan bakat yang lebih akurat, sekolah dapat memberikan pendampingan yang tepat, misalnya bagi siswa yang menonjol di bidang sains, seni, atau keterampilan teknis. 

Orang tua juga akan mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai potensi anak, sehingga bisa memberikan dukungan sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

Suasana sosialisasi di SMA Muhammadiyah Cileungsi berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para siswa tampak aktif bertanya mengenai mekanisme pendaftaran, jenis soal, serta tips mempersiapkan diri.

 Guru-guru menyambut baik kebijakan baru ini karena dianggap mampu menjadi acuan nasional yang selama ini hilang pasca penghapusan ujian nasional. Para pendidik menilai TKA dapat membantu mengidentifikasi kekuatan siswa sekaligus memperkuat arah pembelajaran di sekolah.

Menutup kegiatan, Gogot menyampaikan harapan besar agar seluruh sekolah dan pemerintah daerah mendukung penuh pelaksanaan TKA. Kolaborasi antara pemerintah, guru, orang tua, dan siswa diyakini menjadi kunci sukses program ini. 

“TKA adalah langkah maju untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi terbaiknya,” tegasnya.

Melalui penerapan TKA, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya menyiapkan generasi yang mampu bersaing di era kompetisi global. Standar penilaian yang seragam, pemetaan bakat yang jelas, dan data yang akurat akan menjadi modal penting bagi pembangunan sumber daya manusia unggul. 

Sosialisasi di Bogor ini menjadi awal dari upaya besar untuk mencetak pelajar Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga percaya diri, adaptif, dan siap menatap masa depan dengan optimisme.

Terkini