Harga Sawit

Harga Sawit Riau Naik pada Periode 15-21 Oktober 2025

Harga Sawit Riau Naik pada Periode 15-21 Oktober 2025
Harga Sawit Riau Naik pada Periode 15-21 Oktober 2025

JAKARTA - Harga tandan buah segar (TBS) sawit mitra swadaya di Riau kembali mengalami peningkatan. Kabar ini menjadi angin segar bagi petani sawit yang selama ini menggantungkan penghasilan dari sektor perkebunan.

Pada periode 15–21 Oktober 2025, harga TBS kelompok umur 9 tahun naik sebesar Rp42,30 per kilogram. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan sebesar 1,16 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

Kabar gembira ini diumumkan setelah rapat penetapan harga yang digelar oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Rapat dilakukan bersama tim penetapan harga.

Dengan adanya penyesuaian tersebut, harga pembelian TBS dari petani menjadi Rp3.698,50 per kilogram. Harga ini berlaku selama satu minggu penuh sejak tanggal penetapan.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga TBS

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Riau, Dr. Defris Hatmaja, SP, M.Si, menjelaskan alasan di balik kenaikan harga tersebut. Ia menyebut bahwa peningkatan harga CPO menjadi faktor dominan dalam penentuan harga TBS pekan ini.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, harga TBS mitra swadaya mengalami kenaikan. Kenaikan minggu ini lebih disebabkan oleh faktor naiknya harga CPO,” ujar Defris Hatmaja menjelaskan.

Dalam penetapan harga TBS, pihaknya bersama tim selalu berupaya memperbaiki sistem tata kelola. Tujuannya agar hasil yang ditetapkan adil dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Ia menegaskan bahwa prinsip keadilan bagi petani dan perusahaan mitra tetap dijaga dalam proses tersebut. Semua pihak harus diuntungkan melalui tata kelola yang transparan dan akuntabel.

Komitmen Pemerintah dan Stakeholder

Penetapan harga yang berkeadilan tidak terlepas dari kerja sama banyak pihak. Pemerintah Provinsi Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau turut mendukung komitmen memperbaiki sistem yang ada.

“Membaiknya tata kelola penetapan harga ini merupakan upaya serius dari seluruh pemangku kepentingan. Komitmen ini diharapkan berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Defris.

Pada periode kali ini, indeks K yang digunakan adalah sebesar 92,83 persen. Penentuan harga juga dipengaruhi oleh nilai penjualan CPO dan kernel dari berbagai perusahaan.

Harga penjualan CPO tercatat naik sebesar Rp290,75 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, harga kernel justru mengalami penurunan sebesar Rp322,88 per kilogram.

Rincian Harga dan Nilai Komoditas

Berikut adalah rincian harga TBS kelapa sawit mitra swadaya di Riau periode 15–21 Oktober 2025. Harga bervariasi sesuai usia tanaman sawit yang bersangkutan.

Umur 3 tahun: Rp2.864,16

Umur 4 tahun: Rp3.194,08

Umur 5 tahun: Rp3.427,46

Umur 6 tahun: Rp3.559,43

Umur 7 tahun: Rp3.639,75

Umur 8 tahun: Rp3.683,77

Umur 9 tahun: Rp3.698,50

Umur 10–20 tahun: Rp3.660,30

Umur 21 tahun: Rp3.598,96

Umur 22 tahun: Rp3.528,23

Umur 23 tahun: Rp3.447,79

Umur 24 tahun: Rp3.386,85

Umur 25 tahun: Rp3.336,89

Harga CPO pada periode ini mencapai Rp14.921,00 per kilogram. Sementara harga kernel ditetapkan sebesar Rp13.847,12 per kilogram.

Nilai sisa cangkang sawit ditetapkan Rp23,06 per kilogram dan berlaku selama satu bulan. Penetapan harga ini mencerminkan upaya konsisten dalam menjaga transparansi dan stabilitas harga.

Harapan dan Dampak bagi Petani Sawit

Kenaikan harga sawit ini disambut dengan sukacita oleh para petani mitra swadaya. Mereka berharap tren positif ini terus berlanjut demi keberlangsungan usaha perkebunan mereka.

Dengan harga yang membaik, para petani bisa meningkatkan pendapatan keluarga. Kesejahteraan masyarakat di sekitar perkebunan pun berpotensi ikut terdongkrak.

Pemerintah dan pihak terkait diharapkan terus menjaga sistem yang ada agar tetap adil dan berkelanjutan. Mekanisme penetapan harga yang transparan menjadi kunci menjaga kepercayaan petani.

Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan petani harus terus diperkuat. Tujuannya agar sektor perkebunan sawit tetap menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index